Selat Nasik, Media Center – Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melakukan peninjauan SMK Perikanan di Kecamatan Selat Nasik, Jumat (14/02/2020). Peninjauan ini didampingi oleh Bupati Belitung, Sahani Saleh.
Gubernur Belitung, Erzaldi Rosman menyebut bahwa peninjauan kali ini dilakukan untuk memotivasi dan melakukan pengecekan pembelajaran siswa di SMK N 1 Selat Nasik. Pengecekan dilakukan guna memastikan porsi praktik dan teori di kelas SMK sudah sesuai.
“Kami bersama Pak Bupati dan Pak Kapolda mengunjungi SMK 1 Perikanan Selat Nasik untuk memotivasi sekaligus mengecek pembelajaran mereka yang 50 % teori, 50% praktek itu kedepan lebih dapat dijalankan,” ujar Gubernur Erzaldi.
Gubernur dan Bupati juga melakukan beberapa evaluasi dan merencanakan beberapa hal dalam pengembangan SMK perikanan ini. Salah satunya adanya menambah fasilitas praktik bagi siswa.
“Dari segi perlengkapan teori saya rasa sudah bagus, dan kita perlu menambah tempat-tempat praktik, usulan dari pak Bupati tadi untuk mensukseskan BLUD harus ada kerambah apung, sebagai modal untuk bahan makanan bagi ikan kerapu,” imbuh Gubernur Erzaldi.
Selain melakukan budidaya kerapu bagi siswa, Gubernur juga berencana menambahkan budidaya udang sebagai praktik bagi siswa.
Selain itu Gubernur juga berencana untuk membangun fasilitas cold storage. Pembangunan cold storage diyakini mampu membuah nilai tambah hasil tangkapan semakin meningkat. Namun menurut Gubernur, pemerintah harus mengetahui hasil tangkapan nelayan perhari, agar fasilitas ini dapat dimanfaatkan dengan maksimal.
Hal senada juga disampaikan oleh Bupati Sahani, menurutnya selama ini di Kecamatan Selat Nasik tidak memiliki pabrik es dan cold storage. Sehingga jika itu terealisasi akan membantu kehidupan masyarakat dan nelayan.
“Terutama memikirkan nelayan, kan disini belum ada pabrik es dan cold storage,” ujar Bupati Sahani.
Selain itu Bupati juga berencana mengembangkan pelabuhan Tanjung Nyato. Pelabuhan ini direncanakan menjadi penyanggah dari pelabuhan perikanan Nusantara Tanjungpandan yang dinilai sudah terlalu padat. (Arlan/IKP)